Rabu, 19 Februari 2014
Tidak Bisa Tidur
Tidak Bisa Tidur / Insomnia
Insomnia adalah gejala
kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau
mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional
saat bangun.
Insomnia sering
disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan
medis atau psikologis akan sangat diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif. Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki
kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.
Banyak penderita
insomnia tergantung pada obat tidur dan zat penenang lainnya untuk
bisa beristirahat. Semua obat memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan
psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa obat tersebut.
Penyebab Insomnia
Insomnia bukan merupakan
suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab,
seperti kelainan emosional, kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan.
Sulit tidur
sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan sering timbul
bersamaan dengan adanya gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan,
depresi atau ketakutan.
Dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung
berkurang. Stadium tidur juga berubah, dimana stadium 4 menjadi lebih pendek
dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak terjaga.
Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir bahwa mereka
tidak cukup tidur.
Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada
usia lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa
jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali.
Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama
tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur.
Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari:
- Jet lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat).
- Bekerja pada malam hari.
- Sering berubah-ubah jam kerja.
- Penggunaan alkohol yang berlebihan.
- Efek samping dari obat-obatan tertentu.
- Kerusakan pada otak (karena ensefalitis, stroke, penyakit Alzheimer).
Gejala Insomnia
Penderita mengalami kesulitan untuk tidur atau sering
terjaga pada malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan. Awal proses
tidur pada pasien insomnia mengacu pada latensi yang berkepanjangan dari waktu
akan tidur sampai tertidur. Dalam Insomnia psiko-fisiologis, pasien mungkin
mengeluh perasaan cemas, tegang, khawatir, atau mengingat secara terus-menerus
masalah-masalah di masa lalu atau di masa depan karena mereka berbaring di
tempat tidur terlalu lama tanpa tertidur.
Pada insomnia akut, dimungkinkan ada suatu peristiwa yang
memicu, seperti kematian atau penyakit yang menyerang orang yang dicintai. Pola
ini dapat menjadi tetap dari waktu ke waktu, dan pasien dapat mengalami
insomnia, berulang terus-menerus. Semakin besar usaha yang dilakukan dalam
mencoba untuk tidur, tidur menjadi lebih sulit diperoleh. Tempat tidur akhirnya
dapat dipandang sebagai medan perang, dan tidur lebih mudah dicapai dalam
lingkungan yang asing.
Orang tua yang mengalami perubahan tidur karena
bertambahnya usia, biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena perubahan
tersebut adalah normal.
Penderita
insomnia hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur
tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan
tidak berisik.
Durasi tidur dan kematian
Sebuah survei dari 1,1 juta penduduk di Amerika yang dilakukan oleh American Cancer Society menemukan bahwa
mereka yang dilaporkan tidur sekitar 7 jam setiap malam memiliki tingkat
kematian terendah, sedangkan orang-orang yang tidur kurang dari 6 jam atau
lebih dari 8 jam lebih tinggi tingkat kematiannya. Tidur
selama 8,5 jam atau lebih setiap malam dapat meningkatkan
angka kematian sebesar 15%. Insomnia kronis - tidur kurang dari 3,5 jam (wanita) dan 4,5 jam
(laki-laki) juga dapat menyebabkan kenaikan sebesar 15% tingkat kematian.
Setelah mengontrol durasi
tidur dan insomnia, penggunaan pil tidur
juga berkaitan dengan peningkatan angka kematian.
Insomnia juga dapat
disebabkan oleh bebagai hal yaitu : Parkinson, sesak nafas, flu, hipertiroid,
hipotiroid, hipoglikemi, batuk, gangguan fungsi hepar, gangguan fungsi ginjal,
gagal jantung, pikun, hipertensi, dan beberapa penyakit lain. Nyeri kronik akibat
rematik, menopausal, kolik, neuralgia, kanker juga dapat menyebabkan insomnia.
Suasana yang dapat mengganggu tidur di waktu malam adalah nokturia (berkemih di
waktu malam), suhu udara yang terlalu panas atau terlalu dingin, bising.
Ketergantungan obat atau alkohol atau tembakau atau
kafein (kopi) juga dapat menyebabkan insomnia, beberapa obat lain seperti
antidepresan, kortikosteroid, reserpin. Penyebab lain yaitu depresi, stress
berkepanjangan, kecemasan, skizofrenia (gangguan jiwa), hipomania, dan berita
buruk atau kegagalan memperoleh sesuatu.
Penyembuhan insomnia akan lebih efektif apabila penyebab
insomnia diatasi terlebih dahulu.
TERAPI
LINTAH PURBA KEBUMEN
Mebantu
mengobati penyakit ini
Informasi
lengkap lihat GALERI dan KONTAK
Translate
Total Tayangan Halaman
Terapi Penyakit
- Alergi
- Amandel
- Asam urat
- Asma
- Badan Lesu
- Batuk
- Bisul
- Bronchitis
- Darah rendah
- Demam
- Eksim
- Gangguan datang bulan
- Gangguan lambung
- Gangguan mata
- Gangguan saluran kencing
- Gatal-gatal
- Ginjal
- Hipertensi/Darah tinggi
- Jantung koroner
- Jerawat
- Kaki kejang/merasa panas
- Kanker yang belum terlambat
- Kegemukan
- Kelenjar Tiroid
- Kolesterol
- Kulit wajah berminyak
- Kurang nafsu makan
- Lemah Jantung
- Leukemia
- Linu pinggul
- Mudah lelah
- Pembuluh darah tersumbat
- Rheumatik
- Sakit gigi
- Sakit kepala
- Sakit pinggang
- Saraf terjepit
- Stroke
- Telinga berdengung
- Tidak bisa tidur
- Trigliserid
- Tumor
- Wasir
- diabetes melitus
- kelenjar getah bening
- memar akibat benturan
- sakit persendian